Sabtu, 08 November 2014

Fanfic Teaser (Untitled yet!!!!)

"Dia benar-benar Do Kyungsoo?"

Ia mengenakan rambut style culun di sekolah. Jarang berbaur dengan yang lain. Ponsel selalu bertengger di tangannya. Tak pernah terpikir pada awalnya ia akan berubah. Eh, tunggu. Mungkin bukan berubah. Tapi mempunyai banyak 'karakter'. Di sekolah ia menjadi murid yang kalem. Di sekolah vokal ia berdandan seperti seorang gangster. Di tempat seperti cafe, dia menjadi orang normal. Tidak culun, tapi juga bukan gangster. Maksudnya apa? Ia mempunyai pekerjaan sebagai detektif? Yang ku tahu detektif akan beraksi ketika ia sedang memecahkan masalah. Seperti memalsukan identitas dan mempunyai berbagai karakter. Apa yang dia lakukan sebenarnya? Dia gila atau apa?


*****


Aku berangkat ke tempat les vokal, memaksa jiwa ragaku untuk membuang waktu di sana. Aku tidak suka menyanyi. Tapi kedua orang tuaku menyuruhku untuk melatih suaraku di sini.


Kelas di mulai. Ada anak baru ternyata. Awalnya aku tidak mengira ini dia. Do Kyung Soo yang culun di sekolah kini berubah menjadi seperti gangster. Rambutnya sengaja ditata acak-acakan mungkin. Ia memakai jaket jeans, dan kaos putih bergambar apalah itu. Aku tidak benar-benar mengikuti pembelajaran. Pikiranku masih terus bertanya. Inikah dia?


*****

Hari ini hari Minggu. Aku putuskan untuk pergi ke cafe sekedar mencari minuman dingin. Sesampainya di sana, suasana tidak terlalu ramai. Belum banyak orang ke sini. Hanya ada 2 meja yang terisi. Aku menuju kasir, memesan minuman.

"Iced Americano."Kataku.

"Hai Park Sun Young. Selamat pagi."

Gila. Do Kyung Soo. Dia bekerja di sini. 

"Oh, hai Kyungsoo. Kau magang?"Pertanyaan itu tak sengaja terlontar. Aku menundukkan kepala, merasa bodoh karena mempertanyakan hal itu.

"Iya. Oh, ini pesananmu. 6,400 won."Ia memberikan pesananku. Setelah memberi uang padanya, aku langsung pergi dari cafe itu tanpa melihat kebelakang. Entahlah, lama-kelamaan aku takut padanya.


Apa yang sedang ia lakukan?

Menipu banyak orang dengan leluconnya?

Jujur, aku takut.

Penasaran tentu saja.

Apakah aku harus mencari tahu?







--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Yes. Itu teasernya. Ga jelas memang. Inspirasinya banyak dari K-Cinema. Ga boleh dikasih tau nanti ketebak lol. Bye

Sabtu, 25 Oktober 2014

l o n g t i m e n o s e e

wassup? sebenerya bukan sibuk. cuma ga pernah megang laptop+modem lagi. jadinya gini. ga keurus ya wakwaw

Rabu, 17 September 2014

SAAT PULSA MODEM ABIS TANPA DIPAKE.

Kesel gila. Asli ya ini tuh udh yg kesekian kalinya dizolimin sama operator. Gua gabakal nyebut operatornya itu esia. Gua baru isi 50rb yg quotanya 2GB, ada bonus 4GB. Pulsanya udh masuk, udh ada sms dr 899. Pas gua cek ke 555? 0 gila anjir anjir anjir kesel parah. Gua cek berkali-kali tetep aja 0 perak. Elah kotoran. Kesel. Mana hari ini bdmd bgt lg. AAAAA ADA TUGAS WOY BALIKIN PULSA GUA GA NAJONG. BYE

Sabtu, 02 Agustus 2014

Drabble Collection Update

1. Royal (Xiumin x Luna) -> Here

Royal (Xiumin x Luna) (Drabble Collection)



Royal

"..... yang penting ada kau yang selalu setia bersamaku."

Xiumin & Luna





Oh, oppa! Apa kabar?”Luna menghampiri Xiumin yang tengah meminum Americano-nya. Xiumin tersenyum, “Aku selalu baik, kau?”Xiumin balik bertanya. “Aku tidak melihatmu baik, oppa. Semakin kesini kau semakin kurus. Makanlah yang banyak, jangan selalu diet. Kalau kau makan banyak, lalu menari, akan cepat terbakar lemaknya. Kau tidak akan gemuk pasti. Jagalah kesehatan. Aku yakin, fansmu tidak akan meninggalkanmu.”Cerocos Luna. Xiumin hanya tersenyum-mengangguk mendengarnya. “Tidak apa fansku meninggalkanku, tapi ada kau di sini yang setia bersamaku.”Xiumin mengacak pelan rambut wanita di depannya.

BONUS!!! Xiumin Luna moment XD Cie Xiumin deket2 Luna. Full videonya liat disini ada di menit-menit akhir, abis itu LUnanya nengok ke Xiumin sambil senyum lucu gitu KYAAAAAA


Drabble Collection On The Way!!

Hi there! Long time no see.

Karena gua sekarang hidup di asrama tanpa gadget, pasti blog ini gabakal terlalu aktif lagi wkwkwk. Kalau ada waktu paling gua pos fanfic yang lenghtnya drabble, kalo pendek ya pendek, tapi gabakal panjang wkwk. Karena jujur aja, gua suka ga ada ide buat nulis akhir-akhir ini. Suka mentok di scene yang ga jelas. Imajinasi juga ga bisa berkembang gatau kenapa.

Ya taulah, gua biasnya Luna f(x), jadi fanfic-fanfic disini itu main castnya pasti Luna. Ehehehehehehe jangan kecewa ya. Siapa coba yang baca ini blog, aduh-_-

Ini dia poster buat drabble collection nanti. cek dis aut beroh


Ya~ walaupun sederhana, yaudah lah ya........ kalo ribet juga kan guanya juga ribet(?)

Udahlah mau ngumumin gitu doang. Bye! :*

Minggu, 25 Mei 2014

KyungNa OTP Facts!!!!

Hey guys! Long time no see. now i'm back with KyungNa facts. idk why i'm shipping them. But i think they're so cute. Since Goodbye Summer, i'm starting to ship them! Btw i will write this with English and Bahasa. Okay, let's check this out!


1. They share the same birth date, and birth year. Do Kyungsoo (12th January 1993), Park Sunyoung (12th August 1993) Ow 93liner<3

2. Kyungsoo memilih Luna sebagai member f(x) favoritnya, tapi Luna memilih Chanyeol sebagai member EXO favoritnya. Triangle love :(



3. They are the main vocalist of the group. Suara mereka keren banget! Cocok di genre manapun ;-;

4. Waktu perform Goodbye Summer di konser Chrismast Wonderland, D.O keliatan banget gabisa natep mata Luna. Tapi Luna dengan santainya natep mata D.O aduh ini bikin teriak kenceng T_T Mungkin D.O ga berani karena nomor 2 diatas kali ya haha

5. Waktu di konser Chrismast Wonderland juga, KyungNa buat moment yang ga disengaja, haha. Mereka tabrakan gitu. Mereka kaget kan, dan D.O langsung nge-bow ke Luna, terus mereka lanjut dah jalan-jalan di panggung lagi, aduh langsung ngelupain pasangan gitu /ga


6. D.O says, "I like a girl who looks beautiful when smiling.". Kriteria cewek ideal D.O juga yang suka masak. Ya walaupun Luna ga terlalu bisa, tapi Luna itu selalu pengen yang dia kerjain itu sempurna. Siapa tau dia langsung bisa masak pas jadi pacarnya D.O /? Kalo soal kriteria cowok ideal buat Luna sih, yang sama-sama kerja dibidang musik, sama kaya dia. Dia suka cowok yang bisa hargain musik. Ssstt Luna menyukai cowok yang seumur sama dia, alias sama-sama 93line. HAHAHA teka-tekinya kegampangan kak. udah sikaaatttttt

7. Waktu encore acara musik, Luna dan D.O saling nge-bow, D.O ngasih selamat gitu kali ya ke sunbaenya, soalnya f(x) win gitu. Tapi abis mereka nge-bow, Luna pelukan sama Tao. D.O jangan envy okay. haha. bisa diliat disini

8. hem apa ya. will be update soon dah! ppyong!!!

Jumat, 17 Januari 2014

PREVIEW ─ B1A4 - Lonely (없구나)

HAI. Ini preview MV perdana gua. tbh, preview ini terinspirasi dari blog lain, esp blog kak ron, owner kaoskakibau dot kom. untuk lo yang exofans, lo pasti tau dia. udah ah nanti dia makin tenar guanya engga *loh

Udah pada denger sama liat MVnya Bippo yang Lonely kan?

kan kalo nonton otomatis denger juga geblek

oh iya

yaudah.

Fyi gua ngakak pas liat bagian model cewek disitu terbang. atau tepatnya ngambang di udara. Segala pake tali pula. Kek balon tau ga. Tapi kenapa Jinyoungnya disitu ga terbang juga? Apakah Jinyoung terlalu berat sama seperti barang-barang lainnya? Atau emang tu cewek jelmaan balon yang suka lewat di depan rumah gua sekitar jam 10an? Gataulah. yang pasti di menit keberapa itu, Jinyoung ikut terbang juga.

Udeh ah lanjut ke previewnya.

1. 00:01 MV dimulai dari sesosok laki-laki yang sedang tertidur di ranjangnya. Emang ga ada yang salah sama gambar ini. Tapi salahin background suaranya. Dengerin deh, kayak ada suara rame ala taman bermain gitu. Suara ketawa anak-anaklah, sumpah kayak tuyul yang muncul pas pagi hari. padahal itu di dalem rumah.


2. 00:05 dan 00:10. Dan ternyata laki-laki ini adalah Jinyoung! Cie modelnya Jinyoung lagi cieeeee. JAdi inget MV Beautiful Target. Liat dah kaki Jinyoung di detik ke 5 sama ke 10. Beda. Pertama nekuk, abis itu jadi lurus. Gatau sih ini disuruh sutradara atau engga. Tapi kata gua ini lucu. Tapi sebenernya engga, ah tau ah.


3. 00:26. Taraa~ Ketika B1A4 jalan ke arah kamera, hanya mata Gongchan yang melihat ke kamera sedangkan yang lain ke arah berbeda. Cie Gongchan mau masuk tipi yaaa *ga. sebenernya ini ga terlalu penting. tapi yaudahlah, nambahin aja wkak


4. 00:30 & 00:36. Disini B1A4nya mundur lagi atau gimana gua gatau. Tapi setau gua yang beginian itu sering di MV-MV artis lain. tapi gua tetep aja masukin. Yakan kata gua buat nambahin doaang. 


5. 00:32 & 00:34. Ada Salju deket kuping Jinyoung, lalu hilang di detik ke 34. Mungkin Jinyoung laper/aus jadi dimakan tuh butiran salju(?) Ga lucu sumpah.


6. 00:55 & 00:56. Posisi duduk CNU berubah. Boleh bilang gak CNU makin kece di sini. anjir kece abis sumpah. 

7. 01:04. JINYOUNG BERUBAN. Gatau ini karena cahaya atau apa tapi gua mikir yang dilingkarin adalah uban.

 8. 01:07 & 01:10. Lagi-lagi masalah salju. Banyak juga MV-MV artis lain masalahnya sama salju. kaya NU'EST yang Hello tuh. Disini ada lumayan banyak salju di rambut gongchan, eh di 01:10 saljunya ilang. Gatau juga itu karena angel yang berbeda atau gimana. hiks gua ga jago begituan sih.


9. 01:27 & 01:31. Posisi duduk (lagi). tapi kali ini Jinyoung, lihatlah perubahan keduanya(?)


10. 01:34 - 01:40. GONGCHAN LABIL. Ya maklum lah maknae(?), dia mendekat dan menjauh dari telepon umum itu. Mungkin galau antara nelpon gua atau engga *abaikan* eh tapi ga modal amat nelpon pake telepon umum-__-


11. 01:50 - 01:57. Nah giliran Jinyoung yang posisinya labil.


12. 02:22 - 02:23. Posisi sepatu Jinyoung yang pertama baru menyentuh garis perbatasan kursi(?) Eh abis itu makin keluar dari garis itu. Eh sumpah tuh cewek kasian terbangnya begitu. yang nyuruh dia siapa. kaku banget. Jinyoung aja ga begitu-begitu amat. Kok gua kepo. ya iyalah. lanjutnya tanyakan pada rumput yang goyang oplosan.


13. 02:33 - 02:38. Luar jendelanya koplak. Lagi-lagi ketularan labilnya Gongchan dan Jinyoung.


14. 03:49. Dompetnya ikut terbang, tapi tiba-tiba berubah posisi. SIAPA YANG NGERUBAAAAHHH



14. Dan selesai. Adegan ditutup dengan dompet terbang.

                                       

SYUDAAAAAAAAAH. Jujur gua males buat beginian. ribet ngedit pula. selesai 3 jam cuy-_- udah ah baibai

Learn From You (LuLu Pairing)

Title : Learn From You
Pairing : Luna x Luhan
Rating : G
Lenght : One Shot
Words : 1170 words
Author’s Note : Terinspirasi dari anime atau fanfic lain. Kalau idenya sama bukan berarti ngikutin atau kopas. Karena mungkin kita sehati(?) happy reading!


Author POV

Luna─atau di belakang panggung dipanggil Sunyoung─ turun dari panggung, selesai membawakan program musik rutinnya sebulan ini. Kontrak yang manager-nya tanda tangani mengharuskannya menjadi MC tetap sebulan untuk program musik itu. Ketika ia berjalan menuju ruang make up, Amber muncul di depannya, “Sehabis ini kau akan kemana?”

Yang ditanya terlihat sedang kehausan, ia segera meneguk sebotol air minum yang disediakan salah satu staff, kemudian melirik sebentar ke arah Amber, “Sepertinya aku akan memasakkannya makan malam. Eonni? Seketika raut muka lawan bicaranya berubah, “Belum menikah saja kau telah rutin membuatkannya makan, huh. Aku cemburu padamu, ada yang ingin memakan makananmu. Aku tidak pintar memasak, sih. Coba saja Jinri selalu di dorm, aku akan belajar memasak dengannya setiap hari!”

Luna tertawa kecil, “Semua orang bisa memasak, asalkan mereka tau resepnya saja. Percuma saja orang yang pintar memasak tetapi tidak tau resepnya, hehe. Ah, sudah semakin sore! Kalau manager oppa bertanya, tolong bilangkan kalau aku duluan dan akan telat pulang, annyeong!”
Amber berdiri di tempatnya, melihat Sunyoung yang perlahan menjauh dari penglihatannya.


“Ini sudah sore. Sepertinya akan turun hujan. Kalau kau akan ke luar, jangan lupa bawa payungmu. Aku masih harus latihan vokal. Ah, kuharap aku bisa melihatmu hari ini. Aku merindukanmu!”

Peeps.

Voice note itu berhenti. Sunyoung tersenyum mendengarnya. Sudah dua hari ini mereka tidak saling bertemu, karena jadwal yang sama-sama padat mungkin. EXO akan segera merilis album spesial di musim panas ini. Otomatis itu membuat namjachingunya sibuk. Setiap hari latihan vokal dan memantapkan tariannya. Iya, EXO tak ingin mengecewakan fans mereka. Sunyoung juga sudah tau ia akan mendapatkan resiko seperti ini. Berpacaran dengan sesama entertainer. Iya, ia berpacaran dengan salah satu member EXO. Luhan.

Langkah kecil Sunyoung segera menjauh dari gedung MBC. Langkahnya pergi menuju supermarket. Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya ia sampai di sana. Membeli semua yang ia perlukan, kemudian kembali ke dorm.


Suasana dorm sangat sepi. Jinri dan Soojung setiap hari selalu pulang ke rumahnya masing-masing. Victoria masih sibuk di China untuk keperluan shooting film barunya. Amber terlalu sering bermain ke dorm Miss A ataupun ke rumah teman Amerikanya. Luna melepas sepatunya dan berjalan ke dapur, memasak makan malam untuk Luhan, dia sendiri, dan Amber.

Dddrrrttt

Ponsel yang ia taruh di meja makan bergetar, tanda pesan singkat masuk. Nama “Llama Eonni” tertera di layar ponselnya.

Aku akan makan di luar. Tidak apa-apa, kan? Ku harap kau makan bersama Luhan. Jangan ditunda, siang tadi kau hanya makan roti sedikit. Jangan beri racun makannya, hehe. Fighting!!

Setelah membaca pesan itu Sunyoung segera melanjutnya masakannya, bersegera karena waktu makan malam sebentar lagi. Jam menunjukkan pukul 6 sore ketika ia telah menyelesaikan masakannya. Ia mengambil jaket berwarna gelap di kamarnya lalu memakai sepatu kets dan segera keluar dari dorm untuk pergi menuju gedung SM.


Gedung SM tidak terlalu jauh dari dorm F(x). Sunyoung memilih berjalan kaki dibanding memakai taksi. Taksi jam segini tidak begitu banyak yang kosong, bisa-bisa ia terlalu telat untuk memberikan makan malam. Ah, itu tidak boleh terjadi.

Tes

Tes

Tes

Hujan.

“Aku-lupa-membawa-payung.”Itu yang ada di pikiran Sunyoung. Gedung SM sedikit lagi sampai, hujan sepertinya akan lama dan tambah deras. Hanya ada dua pilihan, menunggu reda dan telat berjam-jam atau tetap berlari dan basah kuyup.

Tapi Sunyoung memilih pilihan ke-dua.


Dengan kurun waktu secepat kilat, Sunyoung sudah sampai di gedung SM. Tentu dengan keadaan badan yang setengah basah kuyup. Melewati trotoar ketika hujan deras cukup mudah, orang-orang bertedung di sekitar toko pinggir jalan dan tidak banyak yang berjalan di trotoar. Great. Dengan keadaan seperti ini pasti Luhan akan memarahinya. Dan manager oppa juga pastinya.

Sunyoung masuk ke dalam, disambut tatapan dari beberapa staff yang bertanya macam-macam padanya.
 “Kenapa kau ke sini? Sendirian? Kenapa juga kau basah? Kau tidak bawa payung?”Suara itu berasal dari arah lift. Sunyoung berbelok ke arah suara dan mendapati si pemilik suara itu.
Luhan.

Oppa!Sunyoung berlari menuju Luhan. DO, Junmyeon, Sehun, Jongdae, dan Baekhyun yang sedang bersama Luhan menunduk hormat ke arah Sunyoung, menghormati senior mungkin.

“Sunyoung-ah! Bajumu!”DO atau Kyungsoo menunjuk baju Luna yang basah. Luhan melihat bagian depan baju Luna, “Hei! Kau tidak boleh melihatnya!”Dengan sigap Luhan menyembunyikan Sunyoung di balik punggungnya. “Tutup resleting jaketmu, itu sedikit... menjiplak.”Bisik Luhan pelan di telinga Sunyoung. Mata Sunyoung terbelalak, spontan ia menutup resleting jaketnya.

“Kalian duluan saja, aku mengurusi anak ini dulu. Aku akan kembali secepatnya. Bye!Luhan menarik Sunyoung pelan. Sunyoung berhenti kemudian menunduk pamit kepada Kyungsoo, Junmyeon, Chen, Sehun, dan Baekhyun, “Kyungsoo-a, Junmyeon oppa, Chen oppa, Sehunnie, dan Baekhyun oppa, aku duluan ya! Annyeongi gyeseyo!”Sunyoung melambai singkat kemudian mengejar Luhan. Mereka berdua berjalan menuju ruang latihan dance.

“Luhan beruntung mendapatkannya. Sunyoung sangat menghormati kita. Ia menyebutkan nama kita satu-persatu. Senior yang benar-benar baik.”Baekhyun memuji Sunyoung.
“Aku ingin menjadi selingkuhannya kalau begitu.”Celetuk Sehun.
YA!”Kyungsoo, Junmyeon, Jongdae, dan Baekhyun berteriak serempak.


Sunyoung keluar dari kamar mandi. Baju atasannya sudah di ganti dengan punya Luhan─tentunya yang baru. Rambutnya yang basah sedang ia keringkan memakai handuk kecil dari Luhan─juga. “Bajumu kecil. Sekecil inikah badanmu? Ah, makanmu teratur, kan? Kau terlihat semakin kurus.”Luna mengoceh pelan. “Ini handuknya bersih, kan? Jangan bilang ini bekas keringatmu!”Lanjutnya.

“Kau kenapa ke sini? Sudah kubilang kalau ingin keluar bawa payung.”Kata Luhan sembari membantu Luna mengeringkan rambutnya.

Mian, aku merindukanmu jadi aku ke sini.”Sunyoung menggelayut manda di tangannya Luhan.

“Lalu, kenapa tidak bawa payung?”

“Payungku hilang, hehe.”

“Di dorm tidak ada siapa-siapa?”Luhan duduk, diikuti Sunyoung di sebelahnya.

“Vic eonni belum pulang dari China. Jinri dan Soojung pulang ke rumah mereka. Amber... mungkin hangout bersama teman-temannya lagi.”

“Sudah makan?”

“Belum.”

“Eish, kau bisa sakit! Ayo ke cafe depan!”

“Eit! Aku sudah memasak pasta. Gidaryeo.Sunyoung mengambil tasnya kemudian mengeluarkan sesuatu. Tempat makan berisi pasta disertai dua buah garpu. Sunyoung menaruh pastanya di antara dia dan Luhan.

Itadakimaas!!Teriak Sunyoung bersemangat. “Kau bisa bahasa Jepang?”Tanya Luhan, mulai memakan pastanya. Sunyoung menggeleng, “Hanya sedikit. Itadakimas, ohayou, gomennasai, moshi-moshi, sensei.......”

“Sudahlah, makan saja. Nanti kuhabiskan, lho.”Luhan memotong pembicaraan Sunyoung.


Selesai makan Sunyoung dan Luhan keluar gedung SM. Mencari taksi untuk mengantar Sunyoung ke dorm-nya terlebih dahulu. “Jaketnya masih di keringkan, jadi belum bisa di ambil. Kedinginan tidak? Ah, aku tidak bawa jaket.”Luhan menarik Sunyoung lebih dekat ke sebelahnya. “Pakai taksi ya, jangan jalan. Masih gerimis. Nanti kau sakit.”Luhan merangkul Sunyoung untuk memberi Sunyoung efek lebih hangat.

“Orang-orang bisa melihat..”Bisik Sunyoung.

Gwenchana. Agar mereka tau kau itu milikku.”

“Eish, tapi ini belum di konfirmasi, kan.”

“Sudah! Kau tidak diberi tau, eo? Managermu dan managerku sudah mengkonfirmasikannya ke publik. Bahkan menjadi trending dari kemarin.”

Jeongmal? Waa daebak!”Sunyoung berdecak kagum. Tak lama taksi kosong menghampiri mereka, membawa mereka menuju dorm F(x).


Luhan mengantar Sunyoung benar-benar sampai depan pintu dormnya. Dari depan benar-benar tidak ada
tanda-tanda kehidupan di dalam. Benar-benar sepi.

“Aku pulang. Terimakasih untuk hari ini.”Sunyoung memeluk Luhan erat.
Luhan membalas pelukannya, “Aku bisa bahasa Jepang.”

“Apa?”Tanya Sunyoung masih terus di pelukan Luhan.

Luhan menarik napas pelan, Aishiteru.”

Sunyoung tertawa kecil,Wo ai ni.”

“I loved you. I’m loving you. I will love you forever. You too, okay?”Luhan berkata menggunakan bahasa Inggris.

Daebak! Darimana kau belajar itu? Kris oppa ya?”Sunyoung melepas pelukannya. Tak di sangka pipinya merona merah.

“Aku ‘belajar’ darimu.”Luhan mencium kening Sunyoung dan memeluknya sekali lagi.


FIN

Kamis, 16 Januari 2014

Ready? (LunHo Pairing)

Title :     Ready?
Cast :     F(x)’s Luna as Park Sunyoung
              EXO’s Suho as Kim Junmyeon
Genre :   Romance, Fluff, Drabble
Lenght : One shot (606 words)
Rating : G
Summary : Kata banyak orang, kata-katamu adalah masa depanmu.
Disclaimer : Sorry if i did some mistakes. Because i’m still learning, dude. Don’t forget to comment. If this story looks like someone, i dunno because this is made by my own brain, my crazy brain, and whatever. Happy reading! Lafs

**)

Seoul, 4th June 2018
01.15 AM

Aku datang besok jam 11. Jangan lupa. Suhu semakin dingin, pakailah baju yang hangat. Love.
Pesan pertama.

Aku punya sesuatu untukmu. Bersiaplah, istirahat yang cukup. Tunggu besok!
Pesan kedua.

Sudah jam 8 malam, jangan terpaku di depan komputermu. Segera makan!
Pesan ketiga.

Tinggalkan dulu tugasmu sebentar, aku tak ingin kau sakit. Sudah larut malam. Tidur!
Pesan keempat.

Ya! Tidur! Aku tahu kau masih di depan layar berisi tulisan-tulisan bodoh itu. Aku melihatmu. Segera tidur!!
Pesan kelima.

Seorang wanita mengetik sesuatu di layar ponselnya.
Itu bukan tulisan bodoh. Iya aku tidur. Jalja. Saranghae.

Ponsel itu terkunci. Dilanjut kedua mata berkantung yang ikut tertutup. Park Sunyoung, bekerja larut malam untuk mengerjakan deadline rapor murid-muridnya. Tak jarang desahan kecil keluar dari mulutnya. Akhir-akhir ini ia kurang tidur, jarang makan, dan sering sakit. Tapi ia tak bisa menyalahkan itu karena pekerjaannya. Karena kita semua tahu, semua pekerjaan ada resikonya. Tak lama, pikiran perempuan berumur 25 tahun itu mulai pergi. Pergi menuju dunia mimpi.

10.28 AM
Matahari musim semi sudah bangkit sejak lama. Suara hiruk pikuk Seoul sudah mulai ramai terdengar. Suara deruman mobil tak berhenti satu detikpun. Sunyoung, membuka jendela kamarnya dan merenggangkan tubuhnya. Terlihat, di seberang apartement-nya ada apartement lain dengan kamar yang sejajar dengannya. Kamar namjachingu-nya, Kim Joonmyun.

Ia tersenyum kecil melihat jendela kamar itu masih tertutup rapat. Belum terlihat tanda-tanda kehidupan di sana. Mungkin sang pemilik masih tidur, pikirnya. Ia segera pergi ke kamar mandi dan menyiapkan sarapan. Ah, tapi tidak pantas disebut sarapan. Roti bakarnya sudah siap. Ia memposisikan tubuhnya senyaman mungkin di sofa depan TV. Ia memakan sarapannya sembari menonton TV, melihat beberapa berita terhangat tentang perkembangan politik.

Ting Tong

Bel apartement berbunyi. Sunyoung berjalan menuju pintu dengan roti bakar masih bertengger di mulutnya. Ia arahkan pandangannya untuk melihat di layar siapa yang datang padanya pagi-pagi begini. Ia menekan beberapa tombol untuk melihat siapa orang di luar, “Eo!”

Ia segera membuka pintu dan melihat namjachingunya. “Kau sudah siap?”Kim Joonmyun, lelaki itu menatap lembut mata Sunyoung. “Siap?”Sunyoung memasang wajah bingung. Joonmyun meraih sesuatu dari saku jaketnya, berlutut dan mengangkat benda tersebut. Cincin. Joonmyun memasang wajah serius.
“Bersiap untuk menjalin rumah tangga denganku.”

Sunyoung membelalakan matanya, roti yang ada di mulutnya terjatuh. “Hei, kau berlebihan.”Joonmyun mengambil roti tersebut dan membuangnya ke tempat sampah dekat pintu. “Tapi itu sarapanku!”

Will you marry me?”Kata Joonmyun kemudian.

“Aku lapar.”Keluh Sunyoung. “Dan kau membuangnya.”Lanjutnya.

“Jawab dulu pertanyaanku baru aku buatkan yang baru.”Joonmyun merasa Sunyoung terlalu lama.
Sunyoung memicingkan matanya, “Coba katakan sekali lagi.” Ia memasang evil smile di wajahnya.

Ia mendesah pelan, “Jawab dulu pertanyaanku baru aku buatkan yang baru.”

Sunyoung menggeleng, mencoba mengerjai Joonmyun. “Bukan-bukan, sebelum itu.”

Will-you-marry-me?”Joonmyun menekan kata-katanya, berharap Sunyoung mendengarnya dengan teliti.
Sunyoung tersenyum getir, “Aku tidak bisa.”

Joonmyun lemas, ia merasa kakinya melemas. Cincin yang ia pegang terjatuh. Hey, ia kenapa?

“Aku tidak bisa berpacaran lagi denganmu. Karena aku......”

“Sudahlah. Aku tahu jawabanmu.”Joonmyun berdiri, merasa tidak punya tenaga untuk melihat Sunyoung lagi. Ia membalikan badannya dan memegang gagang pintu.

Wanita 25 tahun itu memeluk lelaki 27 tahun tersebut dari belakang. Ia berkata, “Aku tidak bisa berpacaran lagi denganmu. Karena aku...... Akan menjadi istrimu.”

Kata-kata itu bagai mantra sihir yang menghilangkan rasa lemas Joonmyun. Sunyoung melepaskan pelukannya, Joonmyun berbalik. “Ya. Aku jawab iya.”Kata Sunyoung, tersenyum. Mereka berdua tersenyum. Kedua insan tersebut berpelukan, sampai sebuah suara mengheningkan suasana.
Nan baegopayo.”

**)

“Semua yang akan terjadi tidak akan kau ketahui jelasnya. Apakah kau siap?
Bersiap menerima apapun yang terjadi. Contohnya, menerima lamaran seseorang yang datang tiba-tiba. Hehe.”

Park Sunyoung, 4th June, 2009

Park Sunyoung menutup laptopnya, mengakhiri tugas membuat cerita pendek tentang impiannya.

Benar kata banyak orang, jangan bermain dengan kata-katamu.

FIN


2nd Meeting (LunHyuk pairing)

Tittle : 2nd Meeting
Cast : Eunhyuk SJ, Luna F(x), Etc.
Genre : Sad Romance, Life, Angst(Just a little bit)
Rating : G
Summary : ”If you’re not too long, I’ll wait here for you all my life.”


***

Eunhyuk POV

“Aku tahu kau tidak salah. Mereka hanya iri padamu. Tapi maaf, orang tuaku tidak menyetujui hubungan ku denganmu. Mianhae, jeongmal mianhae. Kalau aku ada di depanmu sekarang, aku yakin aku akan memelukmu lama dan takkan ku lepas. Mian, aku harus pergi ke Paris…”Ku ketikkan SMS terakhir untuk pacarku, Luna. Layar touchscreen ponselku basah oleh air mata. Entahlah, aku terlalu mencintainya.

“JANGAN BERHUBUNGAN LAGI DENGANNYA!! SUDAH KUBILANG DIA PEMBUNUH!!”Appa memasuki kamarku dan segera menamparku. Tanpa jeda, beliau langsung mengambil ponsel dari tanganku dan melemparnya dari jendela apartemen ini. Hancur. Hanya serpihan hitam yang ku temui. Kartu SIM? Tidak tahu kemana. Memory card? Hanya ada di akal sehatku sekarang, entah sampai kapan.

Luna POV

Sampai sekarang rasa bersalah ini tidak pernah hilang. Perasaan aneh sering menghantui ketika aku mulai mengigat kejadian itu. Kejadian dimana semua orang berpikir bahwa aku orang yang sangat jahat, mungkin lebih jahat dari seorang ibu yang menaruh anaknya di panti asuhan. Ketika semua orang berprasangka buruk terhadapku, menuduhku dengan tuduhan yang sangat tidak benar. Dan itu membuat pacarku, ikut meninggalkanku. Kejadian itu membuatku jauh dari umum dan mulai menjauh dari Korea. Untuk membuat kisah baru, dan melupakan kisah yang lama.

Untunglah Ayahku sudah melaporkan semua kejadian ke polisi, polisi mewawancaraiku dan ia segera mencari tersangkanya. Tapi semua teman dan orang-orang tetap menjauhiku. Mereka berpikir kalau keluargaku menyogok polisi untuk segera menghapus kasus ini. Posisi keluargaku yang memang sedang sampai di puncak kesuksesannya membuat mereka berpikir kalau ayahku akan menyogok polisi-polisi itu.

Sekarang aku tinggal sendiri di Apartemen mewah di Jepang. Memang Jepang dan Korea sangat dekat, dan akupun sudah meminta restu dari ayahku. Tapi beliau tidak mengizinkannya karena aku anak semata wayang dan ibuku sudah meninggal  11 tahun yang lalu. Beliau tidak ingin kehilangan lagi, sepertinya.

Sudah 5 tahun semenjak kejadian itu, kejadian yang mengganggu separuh masa hidupku. Aku memang menikmatinya, tapi tetap saja itu tuduhan yang tidak benar. Selalu menghantui pikiranku. Kalaupun sesekali aku terdiam dan berpikir jernih, kisah itu selalu jadi akhirnya. Niatku untuk pergi ke Jepang adalah untuk kuliah di bidang seni tari dan melupakan ingatan itu. Tapi niat ke-2 itu gagal, tidak ada perubahan yang meningkat dari niat ke-2.

-Flashback-

Author POV

“Pertemuan kali ini saya cukupkan sampai disini. Terimakasih.”Goo seonsaengnim pergi membawa bukunya dari kelas 12-3. Bel pulang berbunyi, itu tandanya lautan siswa akan keluar menuju gerbang sekolah. Luna berencana untuk membeli makanan kecil untuk diberikan kepada anak-anak panti asuhan Busan.

Sekitar 4 box makanan kecil dan 2 kardus besar pakaian sudah siap diantarkan. Eunhyuk yang setia menemaninya mengantar Luna dengan mobil. Perjalanan jauh ke Busan memakan waktu hampir 2 jam, tapi itu tidak menyurutkan semangat Luna untuk berbuat terpuji. Eunhyuk yang menjadi pacarnya mungkin sangat bangga dengan sifat dan kepedulian Luna.

Setelah membagi-bagikan makanan yang mereka bawa di panti asuhan itu mereka langsung pulang. 2 hari kemudian Luna mendapatkan kabar kalau 5 orang anak di panti asuhan itu meninggal akibat makanan yang Luna berikan. Luna tidak bisa menyalahkan Eunhyuk yang mengantarnya pada saat itu. Toko tempat ia membeli makananpun pada hari itu langsung berganti menjadi butik baju-baju kuno. Pedagangnya tidak tahu pergi kemana, ia pergi tanpa jejak.

Luna frustasi. Prestasinya menurun walaupun tidak drastis. Penilaian orang-orang terhadap dirinya menjadi penilaian buruk yang bahkan sangat buruk. Julukan-julukan yang Luna terima bahkan sangat menusuk di hatinya. “Pembunuh bayaran”, “Pembunuh yang membunuh dengan perlahan”, “Muka malaikat, hati iblis” dan lain lain. Setengah tahun ia jalani dengan julukan-julukan itu. Sampai suatu saat Eunhyuk mengiriminya SMS terakhir. Dari saat itulah Luna berniat untuk pindah ke luar negri.

-Flashback End-

***

Eunhyuk POV

Luna. Asal kau tau, aku tidak pernah melupakanmu. Wanita-wanita Paris memang cantik, baik, dan berhati mulia, tapi itu semua tidak membuatku tertarik. Park Sunyoung, sekarang kau dimana?...

***

Still Eunhyuk POV

“Appa, Eomma, aku ingin mandiri.”Pintaku saat sarapan pagi hari ini. “Menurutku kau sudah mandiri, Eunhyuk. Kau bisa sering-sering kutinggal disini sendiri, kan?”Appa menjawab sembari mengunyah omeletenya. “Bukan itu maksudku. Kuliah sudah ku tamatkan, kan? Aku ingin tinggal di negara yang berbeda sendiri.”Aku meneguk segelas susu dan segera menatap mata mereka.

“Tinggal sendiri? Kau ingin tinggal dimana?”Eomma memberikan sorot mata waspada. “Jepang.”Jawabku mantap. “Jepang? Bukankah itu terlalu jauh dari Paris?”Eomma lagi-lagi bertanya. Aku menghela napas pelan, “Tapi tidak jauh dari Korea, tempat lahirku.” Appa melihatku dengan tatapan tegas, “Kau yakin? Apakah kau berniat untuk mencari pembunuh itu? Mengajaknya kembali ke pelukanmu? Iya?”. “Appa, sudah kubilang Luna bukan seorang pembunuh! Ia membeli makanan itu di toko langganannya. Dan ia tidak pernah menerima barang beracun dari sana.”Ucapku lantang.

Eomma terlihat ingin melerai tapi sudah didahului oleh Appa. “YA! Kau tidak pernah berpikir kalau ia akan menambahkan racun-racun mematikan ke dalam makanan itu ketika ia di rumahnya? Kau bodoh, Eunhyuk! Akal dan hatimu sudah diperbudak olehnya! Apa yang istimewa darinya?? Wajahnya? Tidak menarik! Aku membawamu kesini bukan hanya dasar kerjaanku, tapi untuk membuktikan padamu kalau ada wanita-wanita lain yang sangat lebih baik darinya!”Appa membentakku sambil memukul meja makan.

“Tidak! Asal appa tahu, aku ada disana saat ia memaketkan barang-barangnya. Dan saat appa ada disitu pasti appa tidak akan bilang seperti yang appa katakan tadi. ITU SEMUA FITNAH!! Appa ketinggalan berita? Polisi sudah menghapus kasus ini dan sudah menangkap pelakunya! DAN ITU BUKAN LUNA!”Aku ikut berdiri. Mukaku memerah karena marah. Eomma hanya bisa menutup telinga dan menunduk, “Maafkanku, eomma……”Bisikku dalam hati.

Appa menamparku keras, sangat keras. Cairan merah asin keluar dari sudut bibirku. Tidak kusangka appa akan bertindak seperti itu. Tanganku kutahan hanya untuk menahan diri memukulnya, ayah kandungku sendiri. Aku segera mengambil tablet PC dan mencari berita polisi tentang kasus Luna 5 tahun lalu. Untunglah masih ada. Dunia memang adil padaku, tapi tidak untuk Luna.

Aku menyodorkan tablet PC itu, “Baca ini kalau appa tidak percaya. Ini bukan rekayasa. Ini asli ditulis oleh polisi, bukan Luna. Mata appa memerah, sepertinya menangis. “Sudah?”Tanyaku dengan wajah datar. “Sekarang sudah jelas, kan? Siapa yang salah? Maaf aku tidak memberi tahumu sejak 5 tahun kemarin, maaf Appa. Aku hanya ingin tau reaksimu,”Aku menunduk bersalah.

“Aku yang bersalah sudah menundanya bertahun-tahun.”Appa merengkuh tubuhku yang berkeringat, “Maafkan appa sudah menamparmu, maafkan Appa. Dan ada berita baik, baca ini.”Appa kembali menyodorkan tablet PC ke arahku. Di akhir kata artikel itu ditulis bahwa sekarang Luna berada di Jepang, sepertinya waktu kubaca tidak ada tulisan ini. Mungkin baru diedit kembali. “Kau boleh ke Jepang. Appa akan mengurus semuanya.”Appa tersenyum ke arahku. “Khamsahamnida, Appa.”Aku segera membungkuk tanda hormat.

-2 Weeks Later-

Luna POV

Kehidupanku di Jepang datar. Kuliah sudah selesai dan tidak ada kemauan untuk bekerja. Azusa, sahabatku mengajakku untuk membuka pameran bersama teman-temannya yang lain. Pameran tentang Benua Asia. Dan kebetulan karena aku orang Korea, aku harus menjaga di stand Korea Selatan. Pameran ini akan diadakan 2 hari lagi, sebentar lagi.

Saat tinggal di Jepang seperti sekarang sering muncul di pikiranku bagaimana keadaanku kalau waktu itu aku tetap menetap di Korea. Mungkin akan semakin terpuruk. Ah, Eunhyuk. Dimana dia sekarang? Masihkah di Paris? Apakah sudah punya penggantiku? Apakah ia sudah menikah? Nan jeongmal bogoshippoyo.

Eunhyuk POV

Japan, I’m here. Luna, I’ll back.

Apartemen mewah yang Appa beli untukku sekarang sama sekali tidak sesuai kemauanku. Terlalu banyak fasilitas yang membuatku terlalu malas bergerak. Malas bergerak untuk mengetahui keberadaan Luna. Tidak, itu tidak boleh terjadi. Malas tidak akan membuat sesuatu selesai, mereka tidak akan berjalan sendiri tanpa usaha.

Untunglah ada tetangga apartemen ini yang berasal dari Korea juga, sama sepertiku, Keluarga Hirasawa. Ayahnya mungkin Jepang dan Ibunya Korea, mungkin. Jadi aku tidak terlalu sering untuk bercakap menggunakan bahasa Jepang. Akupun sudah kenal dengan anak keluarga ini. Kemarin ia mengajakku untuk pergi ke pameran, pameran yang diurusinya.

Tapi bukankah itu akan membuatku tidak pergi mencarinya? Jepang itu luas, kan? Tidak hanya satu wilayah kecil saja. Tapi disana juga ada firasat untukku bertemu dengannya. Firasat itu……..besar.

To : Suzy Hirasawa
Hey. Pameran yang kau urusi itu tentang Asia kan? Ada Korea kan disana? Apakah kau kenal dengan orang yang menjaga standnya nanti?

Kuketikkan cepat SMS untuk Suzy. Lama tak ada balasan. “Aish. Jangan buatku penasaran. Palliwa.” Sekitar 10 menit kemudian dia baru membalas,

From : Suzy Hirasawa
Maaf baru membalasnya, aku sedang menghias stand. Iya ini tentang Benua Asia. Ya pasti ada. Penjaga stand Korea? Tentu aku kenal. Dia orang Korea juga sama sepertimu, namanya... (Some text missing, sorry)

“Some text missing? Damn.”

To : Suzy Hirasawa
Some text missing, suzy-ya. Kirimkan sekali lagi.

“Bodoh. Kenapa kau tidak minta namanya saja.”

To : Suzy Hirasawa
Ah, tidak. Kau beritahu namanya saja.

30menit dan itu membuatku mengantuk. Jam yang masih menunjukkan pukul 4 sore menyuruhku untuk membersihkan diri. Selesai mandi, kaos simple dan celana santai selutut menemaniku sore ini. Ponselku bergetar, ada SMS.

From : Appa
Kau sudah menemukannya? Aku akan menyusulmu kira-kira 4 hari lagi. Kau harus sudah menemukanya ketika aku kesana, Arachi?

“4 Hari? Kau pikir Jepang kecil, appa. Jinjja.”

To : Appa
4 Hari? Tidak terlalu cepat?

From : Appa
Tidak, itu waktu yang lama. Aku sudah membooking pesawat untuk 3 hari kedepan. Jadi waktu mencarimu kukurangkan sehari. Selamat mencari!

“3 hari? Neo…… Ash jinjja.”Kutarik jaket dari gantungan kamar dan segera berlari keluar apartemen. “Dimana dia?”Kata-kata itu selalu muncul kalau wajahnya tiba-tiba muncul di pikiranku. Ah, wajahnya selalu ada di pikiranku.

Kuhentikan langkah di depan café antik dipinggir jalan. Cukup nyaman sepertinya. Ketika kuinjakkan kaki ke dalam café itu, aroma antik tercium. Kupilih Vanilla Latte untuk menemani sore ini dan mengambil tempat duduk dekat jendela. Dari sebrang terlihat jelas bus shelter dengan sedikit orang yang menunggu. Itu seperti Luna. Wajahnya tidak berbeda. Mungkin warna rambutnya yang berbeda. Dia terlihat lebih dewasa. Luna.

“Luna?”Pikiranku buyar. Shit dia sudah naik bis. Eunhyuk bodoh. Aku segera membayar dan berlari kencang menembus kendaraan yang berlalu lalang. “LUNA!! PARK LUNA!!”Teriakku tak memperdulikan suara klakson yang nyaring. Sesampainya di bus shelter itu, tidak ada orang lain disana. Sepertinya bisnya sudah pergi. Apa itu? Benda berkilau dari sudut tempat duduk shelter ini. Bukan cincin sepertinya. Ada secarik kertas kecil dengan klip disana.
notes-luna.jpg


Luna Park? Park Luna? Hey, jadi benar itu Luna. Kau bodoh, Eunhyuk. Jelas-jelas tadi Luna ada di sini. Kau lama berpikir. “Bodoh!”Teriakku pelan sabil memukul kepalaku. Orang-orang yang berlalu lalang tidak ku acuhkan. “Hey, anak muda. Apakah kau depresi, eo? Kau bisa datang ke kedai alkohol ini. Kami baru buka dan akan ada wanita-wanita cantik dan seksi yang menemanimu. Semoga kau sukses malam ini.”Seorang pria dengan perawakan sedang memberikanku brosur. Kedai alkohol? Tidak, aku tidak minat.

Luna POV

Menghias stand untuk lusa memang membuat badan pegal-pegal. Bagaimana tidak, aku harus membawa meja dengan hiasan-hiasan hanya seorang diri dari lantai tiga hingga lantai satu. Tidak ada lift pula. Itupun harus ku kembalikan lagi ke lantai tiga karena ternyata stand Korea ada di lantai tiga.

Kulangkahkan kaki ke bus shelter dekat gedung. Cuacanya cerah. Matahari sore yang hangat sedikit menghilangkan rasa kantuk ini. Sembari menunggu bis, aku menulis catatan-catatan kecil dan menempelnya dengan klip kecil di buku catatan. Bisnya sudah datang, setelah memasukkan buku catatan ke dalam tas, aku segera menaiki bis. “LUNA!! LUNA PARK!!”Ada yang memanggilku? Seperti suara Eunhyuk.

Aku duduk di bagian paling belakang. Ketika kulihat ke belakang sepertinya tidak ada yang memanggilku. Tapi suara itu…. Begitu nyata. Perjalanan menuju shelter bus berikutnya masih agak jauh. Ku ambil ponsel ku dan mengirim Azusa sebuah text.

To : Azusa-chan~
Hei. Tanggung jawab. Badanku pegal-pegal sekarang. Kalau aku lusa tidak kesana, itu salahmu ya. Haha

Yawning~ Mataku tertuju pada buku catatan. Saat ku buka seperti ada yang hilang. “Biru, Orange, Hijau, Turqoise. Hanya ada empat? Yang coklat mana?”Gumamku sambil mengacak-acak isi tas.
Tidak. Tidak ada. Suara rem bis yang bergesekan dengan aspal berbunyi nyaring. Mungkin kertas itu tertinggal di shelter. Ah biarlah.

Eunhyuk POV

To : Appa
Kau tidak akan percaya apa yang aku temukan tadi!!

From : Appa
Kau sudah menemukan Luna?

To : Appa
Tidak, Aku hanya menemukan tanda dimana Luna sekarang. Aku menang kan?

From : Appa
Kalau kau sudah menemukan Luna, baru ku anggap kau menang.

Ku simpan baik-baik catatan tangan Luna tadi. Tulisannya manis. Tapi aku tidak suka kata-katanya. “Or…Forget him.”Apa maksudnya? Dia ingin melupakanku? Setelah penantian lamanya? Bukankah itu akan membuatnya semakin perih? Aneh.

-2 Days Later-

Luna POV

08.00 a.m

Badanku pegal-pegal. Ini serius. Badanku juga panas dingin. Sepertinya tidak bisa aku kesana. Ketika mengambil ponselku, kulihat 5 unread messages dan 7 misscall dari Azusa. Intinya sama, menanyakan kalau aku sudah siap atau belum.

To : Azusa-Chan~
Gomenasai, Azusa-chan. Aku tidak enak badan. Tidak apa-apa,kan kalau aku tidak datang ke sana?

From : Azusa-Chan~
BENARKAH? Ah itu pasti karena kau mengangkat banyak barang. Ya sudah, tidak apa-apa. Cepat sembuh, Luna. Masih ada hari besok. Kau harus menjaga stand besok ya, hehe.

To : Azusa-Chan~
Ya, thanks Azusa. Tapi siapa yang akan menggantikanku?

From : Azusa-Chan~
Aku tidak tahu. Tapi aku punya teman baru dari Korea juga

To : Azusa-Chan~
Siapa?

From : Azusa-Chan~
Rahasia

***

“Dingin ya.”Gumamku sambil beranjak dari kasur dan mengambil jaket tebal dari lemari. Setelah memakainya aku duduk kursi dekat jendela. Terlihat di sebrang sana ada apartemen lain dengan jarak yang lumayan dekat. Disitulah Azusa tinggal. Ponselku bergetar. SMS dari unknown number.

From : [Unknown Number]
Kau yang seharusnya menjaga stand kan? Kata Suzy aku yang akan menggantikanmu. Barang-barang ada dimana? Tidak ada yang tau selain kau.

To : -
Ini siapa? Suzy yang kau maksud Azusa kan? Ada di koper besar, bawah meja yang ada di aula. Terimakasih sudah menggantikanku

From : -
Tidak apa-apa. Katanya kau sakit? Cepat sembuh ya, mungkin besok kita akan bertemu.

To : -
Iya, terimakasih banyak.

From : -
Sama-sama.

-End of conversation-

Ringtone panggilan masuk berbunyi. “Ini siapa?”Sapaku. “Hey, ini aku yang menggantikanmu untuk menjaga stand. Aku masih bingung, maksudnya ini apa?”Tanyanya dari sebrang. “Bagaimana aku akan menjawab kalau objeknya tidak di hadapanku? Aneh.”Gerutuku. “Nona, kau orang Korea kan?”Tanyanya lagi. “Ya. Kenapa?”Jawabku. “Namamu siapa?”Katanya santai. “Bahkan kita belum pernah bertemu sebelumnya. Namaku Park Sun…..tuttuttuttut”Kulihat layar ponselku, “Battery is Empty.”Ah! /pouts/
Sepertinya keadaanku membaik. Apakah aku harus datang ke pameran?

Eunhyuk POV

HEY!! BESOK APPA AKAN DATANG!! AKU BELUM MENEMUKAN LUNA!! Suzy, kau mengambil dua hariku. “Arrrrgg!!”Sesekali kujenggut rambut coklat ini dalam perjalanan menuju stand Suzy. “Suzy-ya! Kau harus bertanggung jawab, ini semua kesalahanmu!!”Teriakku di hadapannya setelah menemukanya di keramaian. “Ya! Wae? Kau yang menerima kan?”Suzy agak menjauh, mungkin risih.

Aku mengambil napas panjang dan berkata, “Aku kesini untuk mencari Luna, pacarku. Ayahku besok akan datang kesini dan menagih janjiku, tapi aku belum menemukannya sekarang!”. Suzy melongo, “Luna? Park…”Seseorang menepuk pundak Suzy dari belakang,“Hei, Azusa. Akhirnya aku menemukanmu.”Sapa seseorang itu.

“Kau kan sakit? Kenapa disini? Ayo pulang. Wajahmu pucat.”Suzy membelakangiku dan menghadap seseorang yang menepuk pundaknya. “Suzy, kau tinggi. Jangan menutupinya dariku.”Gumamku pelan. 

“Eunhyuk, ini yang seharusnya menjaga Stand, karena ia tadi sakit jadi ia kusuruh istirahat. Tapi ia sudah merasa sehat dan datang kesini. Kau bisa bersamanya.”Suzy berbalik dan, “Brak!”Perempuan yang diperkenalkan jatuh tersungkur di tengah keramaian.

“Kau pingsan! Luna!”Suzy jongkok dan menarik luna kepelukannya. “Kau! Kenapa diam saja? Cepat bawa dia ke tempat yang sepi, bodoh!”Teriak Suzy melihatku dari bawah. “Ah, ne.”Pikiranku buyar setelah Suzy menyebutkan namanya, Luna. Luna. Aku menemukannya!

Setelah membawanya ke ruang kesehatan gedung pameran ini, Suzy meninggalkanku dan Luna sebentar untuk mengambil persediaan obat yang ia bawa. Tapi tasnya ada di lantai satu, Suzy alias Azusa itu bodoh.

Luna tertidur dengan kepalanya di pahaku. Rambutnya yang berwarna coklat tua sebahu membuat dia terlihat manis. Poninya yang menutupi matanya sengaja kusingkap untuk melihat wajahnya yang tidak berubah. Kulihat bibirnya pucat.

“Ah, dia yang seharusnya menjaga stand? Berarti yang tadi kusms dan kutelpon adalah Luna? Bagaimana caranya kau tak mengenali suara pacarmu sendiri? Pabo.”Kataku dalam hati. Tak lama Suzy datang membawa kotak P3K dan segera mengambil sesuatu dari dalamnya. “Apa itu? Jangan berikan yang tidak kau ketahui padanya.”Aku segera menggeser tempat dudukku untuk  menjauh darinya.

“YA! Ini minyak untuk menghangatkannya. Kau pikir ini ganja? Gila.”Suzy menuangkan cairan itu ke jari telunjuknya lalu mengusapnya di antara bibir dan hidung Luna. “Efeknya agak lama. Kalau kutinggal, tidak apa-apa?”Tanyanya sambil berdiri. “Tidak apa-apa. Malah kalau kau pergi lebih bagus.”Jawabku santai. 

“Jangan apa-apakan Luna. Dia sahabatku, tau? Kalau terjadi apa-apa dengannya, aku akan membunuhmu.”Suzy menutup pelan pintu ruang kesehatan.

“Luna-ya. Kemarin aku memanggilmu tapi kau tidak menoleh ke arahku. Apakah kau tidak mendengarnya? Eh iya, ayahku mengancamku, kalau aku tidak menemukanmu hari ini, ayah akan membawaku ke Paris lagi. Untunglah kau datang. Tapi kau jadi pingsan begini. Luna, bangun.”Aku menepuk-nepuk pelan pipi Luna.

Lama dengan posisi duduk sila seperti ini juga membuatku pegal. Pelan-pelan aku membetulkan posisi dudukku, dan tak sengaja hidung Luna terkena lututku. “Appo ish”Luna mengusap pelan hidungnya. “Kau sudah bangun?”Aku segera membetulkan posisinya menjadi duduk menghadapku. ‘’Siapa kau?”Dia mengerjapkan matanya sambil sesekali menguceknya.

“Tebak siapa aku.”Candaku. “……”Dia membungkam mulutnya. “Hey? Kau lupa?”Ah dia terlalu bertele-tele. “Aku pacarmu!”Lanjutku.

Author POV

Suara ponsel Eunhyuk berbunyi. “Yeoboseyo?”Eunhyuk mengangkatnya tanpa melihat layarnya terlebih dahulu. “Kau dimana? Appa sudah di depan kamarmu tapi tidak ada siapa-siapa. Cepat kesini! Dan kau harus bersama Luna.”Kata seseorang di sebrang sana.

“Appa menelponku untuk pulang. Kau harus ikut.”Eunhyuk segera menaruh ponselnya di kantong. “Masih pusing. Lagipula siapa kau menyuruhku untuk ikut denganmu.”Gumam Luna pelan. “Luna-ya, aku serius. Ayolah ikut ya?”Eunhyuk memohon. “Ayahmu tidak marah kalau aku ikut? Ayahmu amnesia? Benarkah itu?”Luna memasang tampang seperti anak kecil sambil terus bertanya. “Nanti saja ceritanya. Appa keburu 
berubah pikiran. Kajja.”Eunhyuk berdiri dan meraih tangan Luna.

Luna menerimanya sambil bertanya, “Kita pergi tanpa member tau Suzy? Nanti kalau dia mencari?” Eunhyuk berdecak, “Hey. Lupakan itu, itu masalah nanti. Kita bisa mengirim sms untuknya. Arachi?”Luna segera berdiri dan bergumam, “Aku belum mandi padahal.”. Eunhyuk menengok ke arahnya. “Jinjja, kau ini. Tapi makan sudah kan?”Eunhyuk bertanya. Luna menjawabnya hanya dengan gelengan kepala dan tersenyum. 

“Nanti dijalan kita beli roti. Ayo berdiri.”Eunhyuk membangunkan Luna dari duduknya dan pergilah mereka ke Apartemen Eunhyuk.

--------

Suzy membuka pintu ruang kesehatan, tidak ada siapa-siapa disana. “Ash mereka benar benar-_-.”Cibir Suzy.

----------

“Oppa, baegoppa...”Rengek Luna di jalan.”Lalu kenapa kau tidak makan dulu sebelum ke sana tadi? Kau masih kuat? Sebentar lagi ada minimarket, kita beli roti disana.”Jelas Eunhyuk. “Andwaeyo, sakit.”Luna meremas pelan perutnya. “Ah, ayo naik. Aku gendong kau sampai sana, ppali.”Eunhyuk segera jongkok untuk menggedong Luna.

Di  sela-sela perjalanan mereka menuju minimarket, Eunhyuk bercerita tentang perubahan pemikiran Ayahnya terhadap Luna. Mereka juga saling bercerita tentang kehidupan mereka 5 tahun belakangan ini. 

“Jangan membuatku tertawa, sakit perut.”Omel Luna ketika Eunhyuk bercerita pengalaman lucunya di Paris.

“Sakit perut? Perutmu kan besar, kukira kau tahan kalau tidak makan,”Tawa Eunhyuk pecah. “YA! KAU PIKIR AKU AKAN KUAT KALAU TIDAK MAKAN DARI KEMARIN SIANG? GILA.”Luna berteriak tepat dikuping Eunhyuk sambil menendang bokong Eunhyuk \(-_,-)V “Aish. Turun. Sampai. Aku tunggu di luar. Ini uangnya, ingat, hanya membeli roti dan minuman. Arasseo?”Eunhyuk mengeluarkan uang dari dompetnya dan tidak mendapati Luna di hadapannya. Matanya tertuju ke dalam minimarket di depannya. “Ckckck Luna-Luna. Beginikah sikapmu sekarang? Tidak berubah.”Kata Eunhyuk dalam hati.

Eunhyuk menunggu di depan minimarket hampir 15 menit lamanya. “Ppali! Ayahku menunggu lama disana. Jangan buat Ayahku berubah pikiran!”Teriak Eunhyuk dari Luar ketika melihat Luna sedang membayar belanjaannya di kasir. Luna mengembungkan pipinya dan menatap Eunhyuk dengan tatapan ─ARASSEO.─

Luna keluar dengan 2 plastik berukuran sedang dijinjingannnya. “Hey, apa yang kau beli? Kau kan hanya membutuhkan roti sekarang.”Tangan Eunhyuk meraih kedua plastik itu untuk dibawanya. “Satu saja, dengan begini kita bisa bergandengan, kan.”Luna memberi salah satu plastiknya pada Eunhyuk dan meraih tangan Eunhyuk yang satunya.

“Aku sangat berharap ini tidak akan terlepas.”Kata Eunhyuk penuh arti sambil menyeimbangi langkahnya dengan langkah Luna. “Aku juga. Jangan lepaskan ini.”Luna mempererat genggaman tangannya. “Aku janji. Jeongmal saranghaeyo, Luna-ah.”Eunhyuk mencium pipi Luna lembut. Pipi Luna memerah, “Nado, Oppa.”Senyum terukir di wajah mereka berdua.

-FIN-


Akhirnya selesai. LOL. Gantung ga? Engga kan? Engga dong. Thx ;]