Title : Learn From You
Pairing : Luna x Luhan
Rating : G
Lenght : One Shot
Words : 1170 words
Author’s Note : Terinspirasi dari anime atau fanfic lain.
Kalau idenya sama bukan berarti ngikutin atau kopas. Karena mungkin kita
sehati(?) happy reading!
Author POV
Luna─atau di belakang panggung dipanggil Sunyoung─
turun dari panggung, selesai membawakan program musik rutinnya sebulan ini.
Kontrak yang manager-nya tanda
tangani mengharuskannya menjadi MC tetap
sebulan untuk program musik itu. Ketika ia berjalan menuju ruang make up, Amber muncul di depannya, “Sehabis ini kau akan kemana?”
Yang ditanya terlihat sedang kehausan, ia segera meneguk sebotol air minum yang disediakan salah satu staff, kemudian melirik sebentar ke arah Amber, “Sepertinya aku akan memasakkannya makan malam. Eonni?” Seketika raut muka lawan bicaranya berubah, “Belum menikah saja kau telah rutin membuatkannya makan, huh. Aku cemburu padamu, ada yang ingin memakan makananmu. Aku tidak pintar memasak, sih. Coba saja Jinri selalu di dorm, aku akan belajar memasak dengannya setiap hari!”
Luna tertawa kecil, “Semua orang bisa memasak, asalkan mereka tau resepnya saja. Percuma saja orang yang pintar memasak tetapi tidak tau resepnya, hehe. Ah, sudah semakin sore! Kalau manager oppa bertanya, tolong bilangkan kalau aku duluan dan akan telat pulang, annyeong!”
Amber berdiri di tempatnya, melihat Sunyoung yang perlahan
menjauh dari penglihatannya.
“Ini sudah sore. Sepertinya akan turun hujan. Kalau kau akan ke luar,
jangan lupa bawa payungmu. Aku masih harus latihan vokal. Ah, kuharap aku bisa
melihatmu hari ini. Aku merindukanmu!”
Peeps.
Voice note itu berhenti. Sunyoung tersenyum mendengarnya. Sudah dua hari ini mereka tidak saling bertemu, karena jadwal yang sama-sama padat mungkin. EXO akan segera merilis album spesial di musim panas ini. Otomatis itu membuat namjachingunya sibuk. Setiap hari latihan vokal dan memantapkan tariannya. Iya, EXO tak ingin mengecewakan fans mereka. Sunyoung juga sudah tau ia akan mendapatkan resiko seperti ini. Berpacaran dengan sesama entertainer. Iya, ia berpacaran dengan salah satu member EXO. Luhan.
Langkah kecil Sunyoung segera menjauh dari gedung MBC. Langkahnya pergi menuju supermarket. Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya ia sampai di sana. Membeli semua yang ia perlukan, kemudian kembali ke dorm.
Suasana dorm sangat
sepi. Jinri dan Soojung setiap hari selalu pulang ke rumahnya masing-masing.
Victoria masih sibuk di China untuk keperluan shooting film barunya. Amber
terlalu sering bermain ke dorm Miss A
ataupun ke rumah teman Amerikanya. Luna melepas sepatunya dan berjalan ke
dapur, memasak makan malam untuk Luhan, dia sendiri, dan Amber.
Dddrrrttt
Ponsel yang ia taruh di meja makan bergetar, tanda pesan singkat masuk. Nama “Llama Eonni” tertera di layar ponselnya.
Aku akan makan di luar. Tidak apa-apa, kan? Ku harap kau makan bersama Luhan. Jangan ditunda, siang tadi kau hanya makan roti sedikit. Jangan beri racun makannya, hehe. Fighting!!
Setelah membaca pesan itu Sunyoung segera melanjutnya masakannya, bersegera karena waktu makan malam sebentar lagi. Jam menunjukkan pukul 6 sore ketika ia telah menyelesaikan masakannya. Ia mengambil jaket berwarna gelap di kamarnya lalu memakai sepatu kets dan segera keluar dari dorm untuk pergi menuju gedung SM.
Gedung SM tidak terlalu jauh dari dorm F(x). Sunyoung memilih berjalan kaki dibanding memakai taksi.
Taksi jam segini tidak begitu banyak yang kosong, bisa-bisa ia terlalu telat
untuk memberikan makan malam. Ah, itu tidak boleh terjadi.
Tes
Tes
Tes
Hujan.
“Aku-lupa-membawa-payung.”Itu yang ada di pikiran Sunyoung. Gedung SM sedikit lagi sampai, hujan sepertinya akan lama dan tambah deras. Hanya ada dua pilihan, menunggu reda dan telat berjam-jam atau tetap berlari dan basah kuyup.
Tapi Sunyoung memilih pilihan ke-dua.
Dengan kurun waktu secepat kilat, Sunyoung sudah sampai di
gedung SM. Tentu dengan keadaan badan yang setengah basah kuyup. Melewati
trotoar ketika hujan deras cukup mudah, orang-orang bertedung di sekitar toko
pinggir jalan dan tidak banyak yang berjalan di trotoar. Great. Dengan keadaan seperti ini pasti Luhan akan memarahinya. Dan
manager oppa juga pastinya.
Sunyoung masuk ke dalam, disambut tatapan dari beberapa staff yang bertanya macam-macam padanya.
“Kenapa kau ke sini? Sendirian? Kenapa juga
kau basah? Kau tidak bawa payung?”Suara itu berasal dari arah lift. Sunyoung berbelok ke arah suara
dan mendapati si pemilik suara itu.
Luhan.
“Oppa!”Sunyoung berlari menuju Luhan. DO, Junmyeon, Sehun, Jongdae, dan Baekhyun yang sedang bersama Luhan menunduk hormat ke arah Sunyoung, menghormati senior mungkin.
“Sunyoung-ah! Bajumu!”DO atau Kyungsoo menunjuk baju Luna yang basah. Luhan melihat bagian depan baju Luna, “Hei! Kau tidak boleh melihatnya!”Dengan sigap Luhan menyembunyikan Sunyoung di balik punggungnya. “Tutup resleting jaketmu, itu sedikit... menjiplak.”Bisik Luhan pelan di telinga Sunyoung. Mata Sunyoung terbelalak, spontan ia menutup resleting jaketnya.
“Kalian duluan saja, aku mengurusi anak ini dulu. Aku akan kembali secepatnya. Bye!”Luhan menarik Sunyoung pelan. Sunyoung berhenti kemudian menunduk pamit kepada Kyungsoo, Junmyeon, Chen, Sehun, dan Baekhyun, “Kyungsoo-a, Junmyeon oppa, Chen oppa, Sehunnie, dan Baekhyun oppa, aku duluan ya! Annyeongi gyeseyo!”Sunyoung melambai singkat kemudian mengejar Luhan. Mereka berdua berjalan menuju ruang latihan dance.
“Luhan beruntung mendapatkannya. Sunyoung sangat menghormati kita. Ia menyebutkan nama kita satu-persatu. Senior yang benar-benar baik.”Baekhyun memuji Sunyoung.
“Aku ingin menjadi
selingkuhannya kalau begitu.”Celetuk Sehun.
“YA!”Kyungsoo, Junmyeon, Jongdae, dan Baekhyun berteriak
serempak.
Sunyoung keluar dari kamar mandi. Baju atasannya sudah di
ganti dengan punya Luhan─tentunya yang baru. Rambutnya yang basah sedang ia
keringkan memakai handuk kecil dari Luhan─juga. “Bajumu kecil. Sekecil inikah badanmu? Ah, makanmu teratur, kan? Kau terlihat semakin kurus.”Luna
mengoceh pelan. “Ini handuknya bersih, kan? Jangan bilang ini bekas
keringatmu!”Lanjutnya.
“Kau kenapa ke sini? Sudah kubilang kalau ingin keluar bawa payung.”Kata Luhan sembari membantu Luna mengeringkan rambutnya.
“Mian, aku merindukanmu jadi aku ke sini.”Sunyoung menggelayut manda di tangannya Luhan.
“Lalu, kenapa tidak bawa payung?”
“Payungku hilang, hehe.”
“Di dorm tidak ada siapa-siapa?”Luhan duduk, diikuti Sunyoung di sebelahnya.
“Vic eonni belum pulang dari China. Jinri dan Soojung pulang ke rumah mereka. Amber... mungkin hangout bersama teman-temannya lagi.”
“Sudah makan?”
“Belum.”
“Eish, kau bisa sakit! Ayo ke cafe depan!”
“Eit! Aku sudah memasak pasta. Gidaryeo.”Sunyoung mengambil tasnya kemudian mengeluarkan sesuatu. Tempat makan berisi pasta disertai dua buah garpu. Sunyoung menaruh pastanya di antara dia dan Luhan.
“Itadakimaas!!”Teriak Sunyoung bersemangat. “Kau bisa bahasa Jepang?”Tanya Luhan, mulai memakan pastanya. Sunyoung menggeleng, “Hanya sedikit. Itadakimas, ohayou, gomennasai, moshi-moshi, sensei.......”
“Sudahlah, makan saja. Nanti kuhabiskan, lho.”Luhan memotong pembicaraan Sunyoung.
Selesai makan Sunyoung dan Luhan
keluar gedung SM. Mencari taksi untuk mengantar Sunyoung ke dorm-nya terlebih dahulu. “Jaketnya masih di keringkan, jadi belum
bisa di ambil. Kedinginan tidak? Ah, aku tidak bawa jaket.”Luhan menarik
Sunyoung lebih dekat ke sebelahnya. “Pakai
taksi ya, jangan jalan. Masih gerimis. Nanti kau sakit.”Luhan merangkul
Sunyoung untuk memberi Sunyoung efek lebih hangat.
“Orang-orang bisa melihat..”Bisik Sunyoung.
“Gwenchana. Agar mereka tau kau itu milikku.”
“Eish, tapi ini belum di konfirmasi, kan.”
“Sudah! Kau tidak diberi tau, eo? Managermu dan managerku sudah mengkonfirmasikannya ke publik. Bahkan menjadi trending dari kemarin.”
“Jeongmal? Waa daebak!”Sunyoung berdecak kagum. Tak lama taksi kosong menghampiri mereka, membawa mereka menuju dorm F(x).
Luhan mengantar Sunyoung
benar-benar sampai depan pintu dormnya.
Dari depan benar-benar tidak ada
tanda-tanda kehidupan di dalam. Benar-benar sepi.
tanda-tanda kehidupan di dalam. Benar-benar sepi.
“Aku pulang. Terimakasih untuk hari ini.”Sunyoung memeluk Luhan erat.
Luhan membalas pelukannya, “Aku bisa bahasa Jepang.”
“Apa?”Tanya Sunyoung masih terus di pelukan Luhan.
Luhan menarik napas pelan, “Aishiteru.”
Sunyoung tertawa kecil, “Wo ai ni.”
“I loved you. I’m loving you. I will love you forever. You too, okay?”Luhan berkata menggunakan bahasa Inggris.
“Daebak! Darimana kau belajar itu? Kris oppa ya?”Sunyoung melepas pelukannya. Tak di sangka pipinya merona merah.
“Aku ‘belajar’ darimu.”Luhan mencium kening Sunyoung dan memeluknya sekali lagi.
FIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar