Kamis, 16 Januari 2014

I Like You (TaeNa pairing)

Title : I Like You
Pairing : Taemin x Luna
Rating : G
Genre : Drabble, Comedy, Romance
Lenght : One Shot (1.090 words)
Optional : HAHAHAHA TUNA FICT FOR YA GUYS. I DON’T KNOW WHAT IS THIS. GEEZ. Fyi, my bias is Taemin and Luna. For me, they’re look so cute when together. Yes i know tuna moment is so rare. But they’re on the same position of the group (Lead Dancer), same line (93), and............idk. k, Lets stop this. Happy reading! Chuuu~~



Musim semi datang. Pohon-pohon mulai menumbuhkan daun-daunnya. Tidak hanya hijau, warna mereka bermacam-macam. Bunga-bunga juga sudah mulai menampakkan diri mereka. Memancing perhatian siapapun yang melihatnya.Udara dingin perlahan digantikan oleh udara sejuk cirikhas musim semi. Pohon-pohon memberi kesan warna cerah di jalanan kota besar ini.

Jaket tebal yang biasa kupakai kutanggalkan begitu saja, meninggalkannya menginap di mesin cuci dorm. T-shirt kasual dan blue skinny jeans menghiasi tubuhku. Tak tertinggal, earphone yang selalu setia bertengger di telingaku. Kuputar salah satu lagu favoritku, The Last Time ─ Eric Beneth.

Langkah kakiku bergerak santai menuju gedung yang kutuju, gedung SM Entertainment. Seseorang memanggilku untuk kesana, membicarakan tentang performku di konser SMTown nanti. Kabarnya seseorang akan menjadi partnerku, tapi aku tidak tahu siapa. Yang ku tahu ia adalah seorang yeoja.

Hanya tinggal beberapa langkah lagi aku sampai di tempat tujuan, tapi pupil mataku melihat siluet seorang wanita yang aku kenal. Ia menuju gedung yang sama denganku, berpakaian kasual dengan rambut hitam sebahu yang ia biarkan tergerai. Cantik.

“Taemin oppa!”

Aku menengok ke asal suara. Wanita itu berteriak, “Kimchi!”

Sudah biasa. Fans yang setiap hari selalu memantau di depan gedung SM. Memotret artis agensi yang
keluar-masuk gedung, dan mengabarkannya di sosial media. Aku tersenyum melihat wanita itu, kemudian menunduk hormat dan segera masuk ke dalam gedung.

Aku bergerak menuju lift,ketika seseorang memanggilku dari belakang.

“Taemin!”

Aku spontan menoleh, melihat siapa yang memanggilku.

Sunyoung.

Ia yang aku lihat tadi di depan gedung. Rambut hitam yang di gerai, T-shirt putih bertuliskan “GEEK” dan black jeans. Sneakers dengan heels lumayan tinggi menjadikan ia lebih tinggi dari biasanya.

“Oh, hai, Sunyoung.”Aku tersenyum.

“Tumben di sini, tidak ada jadwal?”Ia berdiri di sampingku, ikut menunggu pintu lift terbuka.

“Youngmin seonsaengnim memanggilku untuk membicarakan special stage. Kau kenapa di sini?”

Ting.

Lift terbuka. Tidak ada orang, aku dan Sunyoung masuk bersamaan.

“Youngmin seonsaengnim juga memanggilku. Mungkin aku ada masalah, hehe.”

“Wae?”Aku penasaran. Bagaimana bisa Sunyoung ada masalah sampai melibatkan Youngmin
seonsaengnim? Kalau sudah menyangkut ke bagian atas, masalah itu pasti masalah besar. Kalau masalah kecil, setidaknya Sunyoung hanya dipanggil oleh managernya dan dengan segera menyelesaikan masalah ini.
Sunyoung menghela napas pelan, “Saat Christmast Wonderland minggu lalu aku membuat banyak interaksi dengan member EXO. Dan mungkin para sasaeng fans mereka marah,”

Aku menoleh ke arahnya, “Itu wajar bukan? Kalau hanya berinteraksi dengan member grupmu saja itu menimbulkan pikiran negatif bagi para fans. Mereka akan berpikir kalau kau itu sombong, tidak dekat dengan hoobae atau apalah itu.”

Sunyoung tertawa kecil, kemudian pintu lift terbuka. “Kau duluan masuk saja ke dalam ruangannya, aku menunggu di sini.”Ia duduk di bangku depan ruang Youngmin seonsaengnim.
“Aku duluan.”




Annyeong haseyo, seonsaengnim.”Aku menunduk hormat ketika melihat Youngmin seonsaengnim duduk di belakang mejanya.

Annyeong, Taemin-ah. Akhirnya kau sudah datang, aku sedang menunggu partnermu. Apakah kau melihatnya di koridor tadi?”Ia bertanya sambil memainkan pulpennya.

Ne?”Aku bingung. Atau mungkin Sunyoung yang menjadi pasanganku?

“Luna, ia yang akan menjadi partnermu.”

Bingo.

“Ia ada di depan, biar aku panggil.”Aku berlari, segera membuka pintu.

“Kau! Segera masuk! Kau yang menjadi pasanganku!”Bisikku pelan. Mata Sunyoung terbelalak, “MWO?”



“Kalian akan melakukan stage satu bulan lagi. Persiapkan diri kalian, latihan akan dimulai lusa. Aku harap kalian bisa bekerja sama dengan baik.”Youngmin seonsaengnim mengakhiri pertemuan kali ini, ia pamit keluar dari ruangannya karena ada urusan lain.

“Kenapa aku? Kau kan lebih terlihat dekat dengan Jinri dan Soojung.”Luna menoleh ke arahku, kami berdua masih duduk di depan meja Youngmin seonsaengnim. Memikirkan tentang yang tadi dibicarakan.
Aku hanya membalasnya dengan gelengan, kembali menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.

“Kenapa kau? Kan ada Jinki oppa, huh.”Desah Sunyoung.

“Memangnya kenapa kalau aku?”

“Aku tidak..... hmmm”

“Apa? Tidak nyaman? Itu yang akan menilai penontonnya, Sunyoung-ah.” Tidak ada balasan. Ia sepertinya mencari jawaban, pupil matanya terhenti di jendela.

“Kau sudah melalukannya dengan Jongdae hyung, kenapa tidak mencoba denganku?”Tanyaku, memberi pertanyaan yang menurutku ‘konyol’

“Aneh saja.”

Aku tertawa kecil mendengar jawabannya, “Aku malah senang.”

Wae?”Kali ini ia menoleh, menatap tajam kedua bola mataku.

“Hm. Karena aku menyukaimu.”

Mata Sunyoung membulat, kemudian suara tawa keluar dari mulutnya, “Menyukaiku? Bahkan aku tidak secantik Yoona unni, seputih Jinri, dan seseksi Soojung. Haha, kau aneh, Taemin.”Ia masih tertawa lepas sambil memegang perutnya. Apakah kalimatku tadi lucu, huh?

“Kalau aku bilang aku menyukaimu sebagai teman......”Kata-kataku diputus, ia membuka mulutnya, “Oh? Sebagai teman? Aku kira sebagai yeoja, haha. Mian, aku salah menanggapinya.”

“Tapi aku memang menyukaimu sebagai yeoja, bagaimana?”

Ia menatapku lagi, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Bagaimana apanya?”

Aku menjawab dengan tenang, “Bagaimana kau menjawab perasaanku?”

“Apa yang kau bicarakan, eo? Sudahlah, fokus dengan stage itu. Jangan menambah beban lain...”Sunyoung berdiri dari tempat duduknya.

Aku ikut berdiri, “Menambah beban? Kau merasa terbebani? Apa aku salah kalau memberitahumu yang sebenarnya?”

Ani..”Sunyoung menundukan kepalanya.

“Menurutku kau sempurna dibanding mereka yang kau sebutkan tadi.”Kataku, jujur.

“Sejak kapan kau bisa membuat kata-kata seperti itu? Pasti Jonghyun oppa yang mengajarimu,”Ia mendongkakan kepalanya, mimik wajah bingung terlukis di sana.

“Sejak mengenalmu, delapan tahun lalu. Saat kau datang ke gedung ini, dan di perkenalkan di hadapan trainee lain. Aku sangat senang, ada trainee yang line-nya sama denganku. Kau bernyanyi, menggerakkan tubuhmu di ruang latihan, senyummu yang selalu kulihat setiap hari, tawamu, suaramu ketika memanggilku. Semuanya... aku menyukainya. Apakah kau sama? Ah, kau kan menyukai Jinki hyung.”

Ani!”Dengan cepat Sunyoung membalasnya. Ia melanjutkan, “Aku menyayangi Jinki oppa karena aku menganggapnya sebagai oppa-ku,”

“Lalu?”

“Aku menyukaimu, Taemin.”Jawabnya. Kaget. Ia─juga─menyukaiku. Aku diam, memberinya waktu untuk melanjutkan perkataannya.

“Saat aku pertama kali datang ke sini, mataku langsung tertuju padamu. Wajahmu yang cantik membuatku tidak percaya kalau kau adalah seorang namja, hehe. Tapi ketika aku melihat tarianmu, aku sangat terkesan. Aku tebak kau pasti menjadi seorang lead dancer nantinya. Dan ternyata tebakanku benar. Saat kau dikabarkan akan segera debut, aku sangat mendukung kalian. Aku harap aku akan debut juga secepatnya. Dan tadi, ketika Youngmin seonsaengnim berkata kalau kita akan duet... dalam hati aku sangat senang...”
Ia berhenti berbicara ketika aku memeluknya. Ia menangis. Ia melingkarkan tangannya di pinggangku, menerima pelukanku.

“Aku menyukaimu.”Bisiknya ditengah tangisan yang ia buat. Ah bukan, mungkin aku yang membuat ia menangis.

“Aku juga. Lalu kenapa kau menangis? Berhentilah, aku tidak bisa melihat yeoja menangis.”

“Maaf,”Ia melepas pelukanku, mengusap air matanya yang mulai mengering di pipi mulusnya.

“Ya~ sudahlah, kau jadi seperti monster.”Candaku, ikut mengusap air matanya. Ia terkikik pelan, memberikan senyuman yang selalu ku sukai.

“Jadi bagaimana?”Tanyaku, sedikit bercanda. Ia menatapku heran, memberi tatapan yang berarti,

“Bagaimana─apanya?”

We are official now?”Tanyaku lagi, berharap ia mengatakan jawaban yang kumau.

“Hm.”Ia hanya berdeham.

“Oke, aku akan mengartikannya dengan iya.”Aku memeluknya lagi, mengacak-acak rambutnya dan mencium sekilas dahinya.

“YA! APA YANG KALIAN LAKUKAN!”Suara pintu terbuka, Youngmin seonsaengnim muncul dari sana.



Omo..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar